Home » » Menjelajahi Tempo Doeloe Lewat Toko Oen

Menjelajahi Tempo Doeloe Lewat Toko Oen

Written By Warga DEMAK on Selasa, 08 April 2014 | 00.53

Jika Anda bertandang ke Semarang, jangan lupa mampir ke Toko Oen, di Jalan Pemuda 52, tepat di jalur sibuk kota Semarang. Resto ini wajib Anda kunjungi bukan hanya karena rasa kulinernya lezat, melainkan juga menawarkan suasana tempo dulu.

Toko Oen adalah sebuah bangunan kuno yang merupakan warisan bersejarah dari masa Hindia Belanda. Unik, indah, dan nyaman adalah kesan yang akan Anda dapatkan saat memasuki ruangan resto. Toko Oen menyajikan beragam makanan mulai dari appetizer hingga dessert.

Harga makanannya cukup terjangkau dengan porsi besar. Resto ini menyediakan beragam kue kering dan roti yang nikmat dengan rasa yang berbeda dari umumnya. Di sini Anda dapat mencicipi kroket, risol, lumpia goreng, bitterbalen, poffertjes, dan calamari.

Kue yang tersedia di Toko Oen adalah amandel yaitu bakpia kering berisi kacang dan gula, kaastengel yaitu kue keju kering, kattetonge yaitu roti putih telur, kue lidah kucing, serta beragam kue-kue kering yang memikat mata dan selera.

Jangan sampai lewatkankan pula lezatnya es krim yang diolah dengan alat tradisional. Tersedia berbagai macam rasa, vanilla, cokelat, kopi, serta berbagai buah-buahan dengan rasa yang unik. Es krim tersebut disajikan dengan kue lidah kucing, toping sirup, serta buah-buahan. Harga es krim tersebut mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 30.000.

Resto Toko Oen juga menyajikan beragam menu khas Indonesia. Andalannya adalah nasi goreng, sate, gado-gado, atau tahu campur. Gado-gado biasa dengan porsi yang besar dimana di atasnya ditaburi potongan kerupuk.

Apabila perut Anda masih belum puas maka dapat mencicipi poffertjes, sebuah makanan khas Belanda berupa pancake dengan bentuk bulat kecil dan ditaburi gula bubuk. Tersedia dua macam rasa poffertjes, poffertjes cokelat yang ditaburi meses cokelat dan poffertjes keju yang ditaburi keju parut.

Menu resto barat yang perlu Anda cicipi adalah chicken cordon blue dengan porsinya cukup besar dalam piring dengan sayuran dan kentang. Chicken cordon blue digoreng tepung hingga renyah, di dalamnya Anda akan mendapati keju yang sudah agak meleleh. Chicken cordon blue di Toko Oen tidak menggunakan daging asap. Makanan khas Toko Oen lain yang terkenal enak adalah bistik hamburg, cordon blue, bestik lidah, inner schnitzel, dan kakap ala meuniere yang begitu nikmat di lidah.

Pada Awalnya Katering Biasa

Toko Oen adalah toko roti dan kue pertama di Yogyakarta yang berdiri tahun 1922. Berikutnya menyusul dibuka di Semarang, Malang, dan Jakarta. Akan tetapi, tahun 1958 Toko Oen di Yogyakarta dan Jakarta ditutup, sementara yang di Malang dibeli seorang pengusaha. Kini hanya tersisa Toko Oen di Jalan Pemuda 52, Semarang.

Toko Oen di Semarang telah berdiri sejak 1936, bangunannya bercat putih dengan kaca besar dan pintu kayu yang masih lekat nuansa klasik. Toko Oen dibangun dengan model jendela dan atap melengkung tinggi meniru desain yang popular di Eropa abad ke-19.

Interior bangunannya masih asli ditambah langit-langit yang tinggi dan digantungi lampu-lampu elegan. Furniture resto ini juga menarik karena dilengkapi sebuah mesin kasir tua, jam kayu kuno besar, dan sebuah piano kuno berwarna hitam. Suasana ruangannya menenangkan berpadu dengan lagu-lagu klasik yang mampu membangkitkan nostalgia. Tepat di depan pintu masuknya terpampang etalase dan toples kaca besar berisi kue-kue kering.

Pekerja di Toko Oen merupakan keturunan terdahulu dari pekerja di toko ini. Tukang masak, pelayan, penjaga toko roti, hingga penjaga pintunya rata-rata merupakan generasi ketiga pendahulunya. Mereka mengenakan setelan baju dan celana putih ala koki umumnya.

Sejak dulu Toko Oen merupakan tempat makan orang-orang Belanda. Bahkan hingga kini pun toko ini tetap menjadi tujuan wajib wisatawan asal Belanda yang datang ke Semarang.

Kisah restoran tua ini dimulai tahun 1922 di Yogyakarta saat seorang ibu rumah tangga bernama Liem Gien Nio menyalurkan keahliannya membuat makanan dan aneka macam panganan khas Cina dan Eropa. Ia pun kemudian membuka jasa katering dan menjualnya dengan pelanggan rata-rata kalangan orang Cina dan Belanda di kota Yogyakarta.

Lantaran masakannya gurih, maka tak heran usahanya berkembang dan berlanjut dengan membuka Toko Oen di Semarang, Malang, dan Jakarta. Akan tetapi, keterbatasan anggota keluarga yang bersedia mengurus Toko Oen membuat Toko Oen di Jakarta dan di Yogyakarta tutup. Sementara yang di Malang dijual pada pihak lain.

Uniknya Toko Oen di Semarang tesebut justru berevolusi dari toko roti, kemudian menjual minuman. Berdiri di warung sederhana, hingga akhirnya menjadi restoran lengkap berupa toko roti dan kue sekaligus toko es krim.

Saat ini Toko Oen Semarang dikelola oleh Yenny Megaputri, salah satu cucu dari Ibu Liem Gien Nio. Apabila Anda berjalan-jalan ke Belanda maka Toko Oen juga membuka pintunya di kota Delft dan Den Haag yang berdiri tahun 2000. Cintya Herdiani

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SWARA Semarang - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger