Permadi |
Menurut Permadi tindakan ke dukun tersebut tidaklah rasional. “Yang datang ke dukun 6, mbayar 1 milyar, trus 6 semuanya mau jadi, ya mana bisa? Ndak masuk akal itu!”, kata Permadi seperti dikutip Radio Elshinta.
Permadi menilai tindakan merdukun tersebut berpotensi menimbulkan penipuan. Ditambahkanya praktek tersebut cenderung dijadikan kesempatan bagi sang dukun untuk mendulang rupiah berkedok janji manis peraihan kursi 2014.
“Itu malah penipuan jadinya,” tambahnya.
Fenomemena dukun politik atau politisi merdukun dinilai masih kental mewarnai di setiap kali hajatan Pemilu, seperti Pileg 2014 yang sudah tidak lama lagi.
Namun sebagian kalangan atau politisi yang terlibat, menurut Permadi enggan mengakui keterlibatan dirinya, karena merasa malu.
“Dan nanti kalo kalah, uangnya kan gak mbalik, itu gak bakal dukunya dituntut, karena malu ketahuan kalo dia merdukun,” pungkas Permadi.
Sebelumnya, untuk mengantisipasi banyaknya Caleg yang stres karena kalah, pengelola wisma rehabilitasi mental, sosial dan narkoba di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga Jawa Tengah (Jateng) menyiapkan 25 ruangan untuk merehabilitasi Caleg yang mengalami depresi. Cintya Herdiani
Posting Komentar