Home » » Rumah Makan Cabe, Murah dan Memerahkan Wajah

Rumah Makan Cabe, Murah dan Memerahkan Wajah

Written By Warga DEMAK on Selasa, 08 April 2014 | 00.27

Anda penyuka makanan pedas? Datanglah ke Rumah Makan Cabe. Maklum, restoran yang buka bulan April 2011 ini menawarkan berbagai macam sambal pedas, sepedas wajah kita digampar sandal.

Setidaknya ada 30 macam sambal, seperti sambal bajak, korek, dan sambal mangga muda di rumah makan ini. Pemiliknya, Budi Noor Aswin (30), menuturkan bahwa ia memang sengaja ingin membuat suatu konsep rumah makan yang berbeda. Berbeda bila dilihat dari varian sambal yang ditawarkan, serta sayuran dan lauk sebagai pelengkap.

“Saya melihat usaha bidang kuliner prospeknya bagus. Segmen yang dibidik tidak hanya mahasiswa dan pelajar, namun semua kalangan,” katanya Aswin.

Restoran yang berada di Jalan Hayam Wuruk ini – kemudian juga membuka cabang di Jalan Moch Suyudi dan beberapa lainnya – juga ruang VIP bagi yang ingin melakukan meeting dengan klien. “Di sini kita ada dua lantai, pengunjung bisa memilih di dalam ataupun yang diluar. Kalau di atas memang jumlahnya terbatas. Serta menyediakan ruangan VIP,” lanjutnya mengenai RM Cabe di Hayam Wuruk.

Harga yang ditawarkan rumah makan dengan motto “rasa nomor 1” ini pun sangat ramah kantong. Tak heran tiap hari banyak anak muda datang ke restoran ini. Dengan Rp 1000 sampai Rp 12.500 bisa puas makan bersama teman-teman.

Dengan modal awal Rp 130 juta, sampai saat ini Restoran Cabe di Semarang telah memiliki 7 cabang. Selain di Jalan Hayamwuruk dan Moch Suyudi, Cabe juga ada di Jalan Puri Anjasmoro, Pamularsih serta daerah Tembalang. “Omset rata-rata mencapai Rp 150 juta perbulannya,” jelasnya.

Pernah Jadi Supir Angkot

Meraih sukses tidak mudah dan penuh liku-liku. Sebelum meraih kesuksesan seperti sekarang, Aswin sempat menjadi supir angkot jurusan Sampangan-Simpanglima.

“Dulu saya kerja sebagai supir angkot. Pada 2007 saya memilih berkecimpung di dunia bisnis, karena tuntutan ekonomi. Salah satunya bisnis kuliner,” tutur Aswin.

Awalnya dia, merintis usaha singkong keju dan membuka beberapa cabang. Namun dalam perjalanannya hanya ada satu yang masih eksis yakni gerai singkong keju di depan SMA Kartini, Kagok.

Tidak berhenti begitu saja, ia pun mencoba membuka usaha kuliner lainnya dengan membuka restoran Cabe yang berada di jalan Hayam Wuruk. “Usaha kuliner itu, merupakan usaha yang subur. Kuncinya harus fokus dengan target,” ungkapnya.

Dengan keuletan dan kegigihannya, terbukti kini restoran Cabe sudah memiliki 7 cabang di kota Semarang. “Dalam menjalankan usaha, saya menerapkan sistem franchise karena dengan sistem tersebut lebih cepat dikenal masyarakat,” katanya.

Aswin mengaku tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Ia hanya lulusan SMA, meski sempat kuliah tetapi tidak tamat. “Saya ini malah sempat nunggak 2 kali saat SMA, kuliah juga tidak lulus. Meskipun begitu saya tidak ragu menjalankan bisnis ini,” ungkapnya.

Menurutnya, untuk menjadi orang sukses tidak harus berangkat dari orang pintar ataupun yang memiliki modal besar. Dengan semangat dan kerja keras itulah yang dijadikan modal bagi Aswin dalam berbisnis.

“Sekarang saya bersyukur, berkat hasil kerja keras saya. Saya sudah memiliki, rumah, mobil, dan tiap tahun jalan-jalan ke luar negeri,” pungkasnya. Cintya Herdiani




Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SWARA Semarang - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger